Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil Setelah Berhubungan

Apa Penyebab Sering Buang Air Kecil?

Meski demikian, kalau kamu tidak banyak minum atau tidak mendapat asupan kafein, tetapi frekuensi berkemih berkurang, ini dapat menjadi indikasi masalah kesehatan.

Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab sering buang air kecil:

Kenapa setelah berhubungan sering buang air kecil?

Buang air kecil merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan berbagai zat buangan yang tidak diperlukan tubuh. Begitu juga dengan bakteri yang berada di sekitar area kandung kemih dan uretra akan ikut terbuang, ketika buang air kecil. Namun jika rasa ingin buang air kecil terjadi terus menerus, kamu harus mencurigai adanya ISK.

Risiko terjadinya infeksi saluran kemih saat berhubungan seksual memang cukup tinggi. Tapi kamu tenang saja, karena infeksi ini bukan jenis infeksi menular seksual (IMS). Infeksi ini terjadi karena bakteri yang ada di area anus masuk ke saluran kemih atau uretra. Jari dan penis menjadi perantara perpindahan bakteri tersebut.

Bakteri yang tersebar bisa diakibatkan oleh aktivitas seks vaginal, anal, dan oral. Kasus ISK ini biasanya lebih rentan menyerang wanita dibandingkan pria. Hal tersebut karena anatomi uretra pada wanita lebih pendek dan dekat anus, sedangkan pria memiliki saluran uretra yang lebih panjang. Dengan begitu bakteri lebih mudah masuk ke uretra wanita.

Kandung kemih overaktif

Sering buang air kecil juga bisa menjadi tanda kandungan kemih overaktif atau overactive bladder.

Penyebabnya adalah kandung kemih yang berkontraksi berlebihan, meski belum penuh dengan urine. Biasanya, gejala dari masalah kesehatan ini terjadi secara tiba-tiba.

Menghindari pemicunya

Penelitian berjudul Impact of smoking habit on overactive bladder symptoms and incontinence in women dalam International Journal of Urology mengatakan, kebiasaan merokok jadi salah satu pemicu sering buang air kecil.

Baik perokok maupun orang yang pernah merokok menunjukkan peningkatan prevalensi inkontinensia urine ketimabang kelompok orang bukan perokok.

Cara mengatasi sering buang air kecil juga bisa dengan aktif bergerak. Sebab, malas gerak berkaitan dengan obesitas atau kelebihan berat badan.

Bobot tubuh yang berlebihan berpotensi melemahkan otot yang menopang kandung kemih. Dampaknya, terjadi peningkatan frekuensi buang air kecil.

Latihan kegel adalah salah satu cara alami untuk menurunkan frekuensi berkemih.

Gerakan sederhananya dapat membantu mengatasi gangguan, terlepas dari usia dan penyebab dari penyakit, terutama pada orang tua.

Studi dalam The 3rd Joint International Conference (JIC) menyebutkan, sebanyak 95.5 persen orang dengan gangguan kesehatan mengalami penurunan frekuensi buang air kecil setelah melakukan senam kegel.

Dalam mengatasi gangguan, senam kegel mampu meningkatkan sekaligus memperkuat kemampuan otot dasar panggul.

Langkah ini dapat melatih otot kandung kemih dan menurunkan potensi sering buang air kecil.

Pertama-tama, berbaring pada atas matras atau kasur. Kencangkan otot panggul dan tahan selama 5 hingga 10 detik, kemudian kendurkan. Lakukan cara ini sebanyak 10 kali dalam sehari.

Penyebab buang air kecil sakit setelah berhubungan

Ada dua kemungkinan kenapa buang air kecil terasa sakit setelah berhubungan, yaitu: vagina mengalami iritasi karena hubungan seksual, atau kamu mengalami infeksi saluran kemih yang cukup serius. Jika rasa sakit hilang setelah satu atau dua hari, biasanya itu hanya iritasi ringan.

Jika kamu mengalami iritasi setelah berhubungan seks, sebaiknya hindari hal ini:

Buang air kecil setelah melakukan hubungan seks memang normal terjadi. Hal tersebut merupakan respon tubuh untuk menghindari terjadinya infeksi pada saluran kemih. Jika sudah terasa gejala yang berlebihan dan sering terjadi sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Penyebab sering buang air kecil setelah berhubungan salah satunya karena kandung kemih terangsang saat melakukan hubungan seksual. Wajar saja jika kamu selalu kebelet kencing setelah melakukan seks, apalagi saat kamu berhasil mencapai orgasme.

Namun kamu harus waspada jika rasa ingin buang air kecil terjadi terus menerus. Hal tersebut bisa disebabkan oleh infeksi saluran kemih (ISK), yang berasal dari bakteri. Kebersihan saat berhubungan seksual sangat penting untuk menghindari penularan bakteri tersebut.

Bagaimana Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil?

Penanganan sering buang air kecil tentu harus sesuai dengan kondisi yang menjadi penyebabnya.

Inilah sebabnya, kamu perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk bisa memastikan penyebab masalah kesehatan tersebut.

Tidak hanya diri sendiri, pemeriksaan juga perlu kamu lakukan untuk orang tua.

Ini terutama untuk kelompok orang yang berusia lebih dari 40 tahun yang memang sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan kronis, seperti diabetes atau prostat.

Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter perlu melakukan wawancara terkait riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.

Jika memang perlu, dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan penunjang.

Apabila dokter telah mengetahui apa yang menjadi penyebabnya, kamu bisa mendapat penanganan yang tepat.

Misalnya, sering buang air kecil yang terjadi karena infeksi saluran kemih bisa membaik dengan obat antibiotik.

Sementara itu, peningkatan frekuensi berkemih karena kondisi kandung kemih overaktif bisa berkurang dengan tindakan berikut:

Mengatur pola makan

Makanan yang mengandung kafein, pemanis buatan, dan makanan pedas dapat memicu peningkatan keinginan untuk berkemih atau bersifat diuretik.

Sebagai gantinya, kamu bisa mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah serta memenuhi asupan cairan tubuh.

Namun, sebaiknya hindari terlalu banyak minum pada malam hari sebelum tidur.

Cara mengatasi sering buang air kecil juga bisa dengan membatasi asupan garam. Sebab, garam dapat meningkatkan volume cairan dalam pembuluh darah.

Ketika jumlahnya naik, maka ginjal harus menyaring kelebihan cairan tersebut sehingga terjadi peningkatan produksi urine.

Jadi, sebaiknya batasi asupannya tidak lebih dari 2.400Β  miligram atau 1 sendok teh garam per hari.

Infeksi saluran kemih (ISK)

Menurut buku berjudul Urinary Tract Infection oleh StatPearls Publishing (2023), infeksi saluran kemih adalah masalah kesehatan yang paling sering memengaruhi frekuensi buang air kecil pada seseorang.

Penyakit ini paling sering terjadi pada orang berusia 16 sampai 35 tahun, dengan 10 persen wanita terkena infeksi berulang dan lebih dari 40 persen hingga 60 persen mengalami infeksi setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Selain itu, kekambuhan juga sering terjadi, dengan hampir setengah pengidapnya mengalami gangguan sebanyak dua kali dalam satu tahun.

Masalah kesehatan ini memicu peningkatan frekuensi buang air kecil bersamaan dengan penurunan volume urine.

Rasa ingin buang air kecil terus menerus setelah berhubungan

Rasa ingin terus buang air kecil saat pertama kali berhubungan seksual, dikenal juga dengan istilah cystitis honeymoon (sisitis bulan madu). Banyak pengantin baru perempuan yang mengalami gejala ini akibat infeksi saluran kemih.

Selain itu, wanita yang menjelang tahap menopause juga sangat mungkin terkena gejala buang air kecil terus menerus. Wanita memiliki yang hormon estrogen lebih sedikit punya peluang lebih besar terserang ISK. Hal ini membuat mereka sering ingin buang air kecil.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa terjadi saat kamu mengalami ISK pasca berhubungan seksual:

Sering buang air kecil gejala diabetes

Tak banyak yang menyadari bahwa peningkatan frekuensi buang air kecil juga menjadi gejala awal dari diabetes.

Gangguan ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa dalam bentuk urine.

Kamu bisa membaca artikel Sering Buang Air Kecil Tanda Terkena Diabetes untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.

Namun, pastinya perlu ada pemeriksaan medis pendukung untuk menguatkan diagnosis.

Selain diabetes, Ini Penyebab Peningkatan Frekuensi Buang Air Kecil di Malam Hari yang perlu kamu waspadai.

Sering buang air kecil pun menjadi gejala utama dari penyakit batu ginjal.

Keinginan untuk sering buang air ini awalnya akan muncul saat pengidap merasakan rasa sakit berbentuk tekanan pada bagian saluran kemih.

Tekanan ini berasal dari batu yang keluar dari ginjal dan tersangkut di ureter.

Ketika batu mencapai kantung kemih, rasa sakit tertekannya akan mereda, tapi, sebagai gantinya keinginan untuk sering buang air kecil muncul.

Selain itu, penyakit ini juga muncul dengan gejala berupa mual, muntah, sakit perut bagian bawah, dan perubahan warna urine menjadi lebih keruh.

Bahkan, pengidap juga terkadang mengalami kencing berdarah.

Mau tahu obat-obatan untuk mengatasi batu ginjal? Baca di artikel ini: Berbagai Obat Batu Ginjal Sesuai Jenisnya.

Ibu hamil, terutama pada trimester akhir tentu akan sering mengalami buang air kecil.

Kondisi ini terjadi karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan menekan kandung kemih.

Kamu bisa membaca artikel Ketahui Penyebab Sering Buang Air Kecil saat Hamil untuk mengetahui penyebabnya lebih lengkap.

Selain itu, ibu hamil pada trimester akhir juga mengalami nyeri punggung, sembelit, sulit tidur, dan mudah merasa lelah.

Infeksi ginjal terjadi akibat bakteri penyebab infeksi kandung kemih sudah masuk ke dalam ginjal.

Selain sering buang air kecil, gejala gangguan kesehatan ini juga berupa demam, nyeri punggung, dan nyeri ketika buang air kecil.